CENGOS.IN – Alhamdulillah, Segala Puja dan Puji kami Panjatkan ke Hadirat Allah Subhanahu Wata’ala. Kami merasa perlu Menghaturkan tulisan ini, dikarenakan banyaknya khalayak yang menanyakan apa dan bagaimana sebenarnya Partai Bulan Bintang ini, kapan berdiri?, siapa pendirinya? kami berharap sedikit tulisan ini dapat sedikit membantu menjelaskan tentang keberadaan Partai Bulan Bintang (PBB).
“Dulu kita berdakwah melalui politik, sekarang kita berpolitik melalui dakwah”(Dr. Mohammad Natsir), Kata tersebut sering beliau sampaikan kepada para exponen Masjumi di daerah-daerah yang tetap solid dalam kancah perjuaangan keumatan, khususnya kepada kader-kader Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) yang beliau dirikan pada 26 Februari 1967 paska ‘bubar’nya MASJUMI.
Awal berdirinya PBB sebenarnya dari Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) yang dirintis oleh para exponen MASJUMI, seperti Dr. Mohammad Natsir, K.H. Masjkur, K.H. Rusli Abdul Wahid dan Prof. Dr. H.M Rasjidi pada 17 Agustus 1989, dimana saat itu perundangan belum menguntungkan umat Islam, Forum yang didirikan ini lebih hanya Sebatas mengkaji bersama akan permasalah-permasalahan keumatan.
Forum ini kemudian berkembang dan pada 11 Desember 1993 keberadaannya dikukuhkan oleh para pimpinan organisasi dakwah dan ormas islam tingkat nasional sebagai wadah perjuangan dalam mempertahankan dan melestarikan aqidah islamiyah umat islam Indonesia, dan tercatat sebagai pendiri diantaranya adalah:
- Dr. Anwar Harjono, S.H (DDII)
- K.H. A Latief Muchtar MA (Persis)
- H.M. CH Ibrahim (PSII)
- K.H. Sholeh Iskandar (BKSPP)
- K.H. Nur Ali (Pesantren Attaqwa-Bekasi)
- Drs. Nurulhuda (Perti)
- Prof. Dr. Ismail Sunny, S.H. MCL (Muhammadiyah)
- K.H. Dadun Abdulqohar (BKSPP), dan
- H. Nuddin Lubis (NU)
FUI terus berkembang dan Reorganisasi terus berjalan secara maraton seiring dengan kondisi keumatan saat itu, sehingga pada tahun 1995 oleh Panitia lima (Dr. Anwar Harjono, KH Achmad Syaichu, Dr Bustaman, S.H., Ir. AM Lutfi dan Geys Ammar, S.H) dapat menghimpun 39 Eksponen Organisasi Daerah dan Organisasi massa Islam tingkat Nasional, dimana organisasinya secara Historis dikenal sebagai Pendukung dan Anggota Istimewa dari Partai Politik Islam Masjumi. FUI dipimpin oleh Presidium yang terdiri dari 9 (sembilan) orang dengan Ketuanya dipilih bergantian setiap 6 (enam) bulan dari anggota Presidium yang fungsional dalam Organisasi masing-masing.
Ke 39 (Tiga Puluh Sembilan) Eksponen tersebut adalah; KH. Achmad Syaichu, Dr. H. Anwar Harjono, S.H., H. Anwar Shaleh, H. Geys Ammar, S.H., KH. Hasan Basri, KH. A Kholil Ridwan, KH. Abdul Latief Muchtar MA, H. Lukman Siregar, Dr. HM. Amin Rais, H. M Ridwan Ibrahim Lubis, Drs. H. Nurulhuda, KH. Usman Abidin, KH. Abdulrasyid Abdullah Syafiie, H. Achmad Sumargono, SE, H. Affandi Ridhwan, Ir. H. AM Lutfi, H. Bambang Setyo M.Sc, H. Buchari Tamam, Dr. H. Bustamam, S.H., Dr. H. Fahmi Saifuddin MPH, H. Faisal Baasyir, S.H, H. Hartono Mardjono, S.H., H. Hussein Umar, Prof. Dr. H. Ismail Sunny, S.H. MCL, Prof. Dr. HM Rasyidi, H. Mahasan, H. Mohammad Soleman, H. Nuddin Lubis, H. Ohan Sujana, H. Radjab Ranggasoli, H. A Rahman Syamsudin, Ramly Hutabarat, S.H, H. Rusydi Hamka, Drs. H. Syaiful Masykur, H. Tamsil Linrung, KH. Tubagus Hasan Basri, H. Yodoparipurno, S.H, KH. Yunan Nasution, dan H. Zulfahmi.
Para tokoh-tokoh tersebut setidaknya sebuan sekali bertemu dalam forum (FUI) untuk membicarakan situasi politik yang berkaitan dengan umat islam dan aspirasinya disampaikan kepada tokoh yang mempunyai kebijakan, dalam forum tersebut sering terlontar untuk membentuk Partai Politik dan/
atau berpikir bahwa FUI ini dijadikan cikal bakal berdirinya Partai Politik, dan “Ketika Pak Natsir masih hiduppun sudah ada keinginan untuk menjadikan Furum Ukhuwah menjadi Partai Politik” Kata Mohammad Soelaiman (anggota FUI yang dikemudian hari Menjadi Ketua Masjelis Syuro Partai Bulan Bintang periode awal Setelah diketuai oleh Dr. Anwar Haryono).
Dan masih banyak lagi kiprah serta peran FUI dalam kancah Politik Nasional, selain daripada pernah mensponsori pertemuan Nasional Generasi Pemuda Islam saat menjelang Pemilu 1997 dan menghimbau kaum muslimin untuk memilih Partai Islam, meneladani sikap Dr. Mohammad Natsir di tahun 1992 yang menghimbau ummat memilih partai yang relatif Aspiratif terhadap islam di tengah semaraknya kekuatan Sekuler.
Pendek kata, sejalan dengan perubahan politik yang semakin cepat muncul pemikiran untuk meningkatkan kiprah FUI dalam menyalurkan Aspirasi Umat, saat itu pada 12 mei 1998 di kediaman Dr Anwar Haryono (beliau adalah juru bicara masjumi, yang ditunjuk oleh Prawoto Mangkusasmito setelah ‘bubar’nya Masjumi) dalam pertemuan FUI ditandatanganilah Deklarasi Pembentukan BKUI (Badan Koordinasi Umat Islam) oleh tokoh – tokoh yang mewakili sebelas Organisasi Islam, disini menjelaskan bahwa BKUI anggotanya bukan lagi bersifat perorangan seperti FUI melainkan bersifat kelembagaan atau organisasinya.
Dari hari ke hari anggota BKUI terus bertambah, semenjak di deklarasikannya di kediaman Dr. Anwar Haryono, tercatat hingga 40 (empat puluh) organisasi islam lebih yang tergabung, namun yang menyatakan tertulis hanya sebanyak 27 (dua puluh tujuh) organisasi Islam, adalah sebagai berikut
- ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia)
- DDII (Dewan Dakwah Islam Indonesia)
- BKSPPI (Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia)
- FSUHTM (Forum Silaturahi Ulama Habaib dan Tokoh Masyarakat)
- FUI (Forum Ukhuwah Islamiyah)
- PERSIS (Persatuan Islam)
- PSII (Syarikat Islam)
- PUI (Persatuan Umat Islam)
- PERTI (Persatuan Tarbiyah Islamiyah)
- AL IRSYAD (Al Irsyad Al Islamyah)
- KISDI (Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam)
- PPMI (Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia)
- Muhammadiyah (diwakili Lembaga Hikmah)
- HMI (Himpuan Mahasiswa Islam)
- PII (Pelajar Islam Indonesia)
- KB-PII (Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia)
- GPI (Gerakan Pemuda Islam)
- KB-GPI
- Hidayatullah
- Asysyafi’yah
- BKPRMI (Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia)
- BAKOMUBIN (Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia)
- Wanita Islam
- IKMI (Ikatan Keluarga Masjid Indonesia)
- Ittihadul Mubalighin
- Forum Ukhuwah Antar Kampus, dan
- LPPI (Lembaga Penelitian Pengkajian Islam)
Dalam Perkembangannya, BKUI telah melakukan Musyawarah Nasional pada 4 Juni 1998 di Jakarta, para penyelenggaranya saat itu berharap BKUI menjadi wadah seperti Majelis Islam ‘Ala Indonesia (MIAI) seperti pada masa sebelum kemerdekaan yang sukses menggelar Konggres Umat Islam I, pada saat Munas tersebut mencuatlah pembentukan Partai Islam di Indonesia, hingga terbentuklah “TEAM PARTAI” yang diketuai oleh HM Soleman.
Team Partai BKUI saat itu berkeinginan kuat untuk mendirikan Partai dengan nama MASJUMI, namun setelah mempertimbangkan legalitas dan beban mental, mengingat intregritas pribadi tokoh-tokoh masjumi pada masa lalu yang harus dipikul oleh generasi sekarang yang bakal memimpin partai, karena kalau tidak dapat memikulnya justru akan mencoreng nama baik partai Masjumi, maka dipilihlah nama PARTAI BULAN BINTANG.
Pada awalnya PARTAI BULAN BINTANG akan dideklarasikan pada 17 Juli 1998 di Masjid Al Furqan, Kramat Raya 45 dan akan diperkenalkan ke Umat pada Ahad 26 Juli 1998 dalam Apel Akbar Umat Islam di halaman Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, sedangkan Musyawarah Team Partai BKUI menetapkan 17 (tujuh belas) orang anggota formatur yang akan menyusun personalia Partai pada 16 Juli 1998. Saat rapat formatur (16 Juli 1998) Dr. Anwar Haryono menyampaikan kabar gembira, dimana beliau menerima telepon dari Yogyakarka beberapa hari sebelumnya yang menyatakan bahwa Dr. Amin Rais hendak bergabung dalam Partai yang akan didirikan, Jum’at atau sabtu esok, Mantan Ketua Muhammadiyah itu akan datang ke Jakarta, spontan ucapan “Alhamdulillah” sontak terlontar dari bibir peserta rapat formatur tersebut, mereka membayangkan duet AMIEN RAIS – YUSRIL IHZA MAHENDRA dapat menjadi kekuatan umat yang layak diperhitungkan saat itu.
Sehubungan dengan akan datang dan bergabungnya Amien Rais maka deklarasi dibatalkan sambil menunggu kedatangan beliau dan tibalah waktu yang dijanjikan –saat itu sabtu pagi- kembali rapat formatur kembali di gelar, dan saat itu Amien Rais beserta dengan sekretarisnya datang namun yang masuk hanya sekretarisnya, Yunus. “Boleh pak Amien Rais dijadikan Ketua, Asalkan Pak …. dan Pak … masuk menjadi pengurus dan Partainyapun harus terbuka (bukan Partai Islam)” kata HM. Soleman menirukan ucapan Yunus dalam pertemuan tersebut, sedangkan Amien Rais saat itu tidak masuk ke dalam rumah tempat rapat formatur digelar, beliau menunggu di depan rumah. Karena pimpinan rapat menganggap hal tersebut adalah tekanan maka tidak dicapailah kesepakatan, pupus sudah kegembiraaan yang bersemi saat itu.
Kembali rapat Team Partai BKUI digelar pada tanggal 23 Juli 1998 dan membatalkan rencana apel akbar Umat Islam dan menggantikanya dengan pembacaan dekalrasi berdirinya Partai Bulan Bintang di halaman masjid Agung Al Azhar, Kebayyoran Baru, 26 Juli 1998. Musyawarah sepakat memilih Prof. Dr. YUSRIL IHZA MAHENDRA, S.H.,M. Sc sebagai Ketua Umum PARTAI BULAN BINTANG.
Hingga deklarasi, PARTAI BULAN BINTANG yang didirikan oleh organisasi-organisasi Islam ini (dalam pendirian Partai yang bertanda tangan secara hukum memang harus personal bukan atas nama organisasi) tercatat sebagai penandatangan ikrar (pendiri) sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) orang, adalah sebagai berikut :
- Dr. Anwar Haryono, S.H.
- KH. M Rusyad Nurdin
- H. Mohammad Solaiman
- Prof. Dr. Yusril Ihza mahendra, S.H.
- Drs. HM Cholil Badawi
- H. Hartono Mardjono, S.H.
- KH Abdul Rasyid Abdullah Syari’i
- KH. A Cholil Ridwan
- H. Achmad Sumargono, SE
- KH. Abdul Qadir Djaelani
- KH. Drs. Anwar Sanusi
- Prof. Mohammad Daud Ali, S.H.
- H. MS Kaban, SE, M.Si
- Anwar Shaleh
- Ir. Albar Azier
- H. Bambang Setyo, M.Sc
- Eggi Sudjana, S.H. M.Si
- Achmad Djuwaeni
- Drs. Ohan Sujana
- KH. Tubagus Hasan Basri
- KH. Fachurrozi
- HM. Zakiuddin
- Abdulrrahman Tardjo, S.H
- Hamdan Harahap
- Drs. HM. Natsir F
- Drs. HM. Yamin Amna
- Ir. Herry Bachrial T
- Arifin Agule SE
- Drs. Inting Chomsin
- Drs. L Heru Khutomi
- H. Badruzzaman Busyairi
- KH. Rudi Tamim, S.Ag
- Drs. Masroer Anhar
- Wahyudi Pramono
- H. Affandi Ridhwan
- Geys Ammar, S.H
- H. Zulfahmi
PARTAI BULAN BINTANG Nomor 19 di tahun 2019
ASAS, Partai Bulan Bintang berasaskan ISLAM.
TUJUAN
(1) Tujuan Umum, Terwujudnya cita-cita nasional Bangsa Indonesia sebagimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 dan Berkembangnya kehidupan demokrasi dengan menghormati kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Islam
(2) Tujuan Khusus, Tegaknya Syariat Islam dalam kehidupan setiap individu, keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara.
KHITTAH PERJUANGAN PARTAI BULAN BINTANG
Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan
(1) Melaksanakan aktifitas politik sebagai ibadah yang berpedoman kepada dienul Islam;
(2) Mentransformasikan nilai-nilai ajaran Islam dalam kebijakan dan Hukum Nasional;
(3) Mensyukuri Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila sebagai Rahmat Allah Subhnahuwata’ala yang wajib dijaga oleh seluruh Rakyat Indonesia;
(4) Mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakhlakul karimah, cerdas, maju, makmur dan bermartabat;
(5) Menegakkan keadilan dan kepastian hukum bagi seluruh warga Negara Republik Indonesia;
(6) Menghormati dan menghargai kemajemukan suku, agama, ras dan antar golongan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika;
(7) Menyampaikan pesan perdamaian dunia dan meneguhkan arah kebijakan politik luar negeri bebas aktif
VISI dan MISI PARTAI BULAN BINTANG
Visi, Partai Bulan Bintang adalah terwujudnya kehidupan masyarakat Indonesia yang Islami
Misi, Partai Bulan Bintang adalah membangun masyarakat dan bangsa Indonesia yang Beriman, Bertaqwa, Maju, Cerdas, Mandiri, Berkepribadian Tinggi, Berkeadilan, Berkemakmuran, Kehidupan demokrasi berdasarkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan permusyawaratan perwakilan dan turut menciptakan perdamaian dunia berdasar nilai nilai Islam..
PARTAI BULAN BINTANG, Pada Pemilu 2024 Nomor 13.
Billaahi fie sabilil Haq.
Dari : Team Rawelo